MULYANI, SRI, G2B216043 (2018) HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI ZINK DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING BALITA USIA 24-59 BULAN DI PUSKESMAS JEKULO KABUPATEN KUDUS. Sarjana / Sarjana Terapan (S1/D4) thesis, ["eprint_fieldopt_institution_Universitas Muhammadiyah Semarang" not defined].
|
Text
Naskah Publikasi.pdf Download (960kB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (320kB) | Preview |
|
|
Text
Bab I Pendahuluan.pdf Download (418kB) | Preview |
|
|
Text
Bab II Tinjauan Pustaka.pdf Download (582kB) | Preview |
|
![]() |
Text
Bab III Metode Penelitian.pdf Restricted to Repository staff only Download (493kB) | Request a copy |
|
![]() |
Text
Bab IV Hasil dan Pembahasan.pdf Restricted to Repository staff only Download (532kB) | Request a copy |
|
|
Text
BAB V PENUTUP.pdf Download (312kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (472kB) | Preview |
Abstract
Sri Mulyani1, Wulandari Meikawati2 1Program Studi S1Gizi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan 2 Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang Stunting merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungaan tingkat konsumsi zink dan berat badan lahir dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kasus kontrol, sampel dalam penelitian ini adalah balita usia 24-59 bulan yang tinggal di wilayah bina Puskesmas Jekulo sebanyak sampel 42 balita. Data konsumsi zink dikumpulkan dengan metode food recall 2x24 jam, hasilnya dibandingkan dengan Angka Keukupan Gizi (AKG). Status gizi stunting dilakukan dengan mengukur tinggi badan kemudian dibandingkan dengan baku WHO 2005 TB/U. Tahap selanjutnya menggunakan uji chi square untuk mengetahui hubungan antar variabel, dilanjutkan menghitung Oods Ratio. Hasil penelitian menunjukkan proporsi tingkat konsumsi zink cukup pada balita stunting lebih banyak (57,1%) dibanding zink kurang (42,9%). Proporsi balita dengan riwayat berat lahir tidak BBLR lebih banyak pada balita stunting (85,7%) dibandingkan balita dengan riwayat BBLR (14,3%). Ada hubungan bermakna antara tingkat konsumsi zink (p=0,004) dengan kejadian stunting di wilayah bina Puskesmas Jekulo. Tidak ada hubungan antara berat badan lahir (p=0,606) dengan kejadian stunting di Puskesmas Jekulo. Balita yang tingkat konsumsi zinknya kurang memiliki kemungkinan stunting 15 kali dibanding balita yang konsumsi zinknya cukup . Kata Kunci: zink, berat badan lahir, stunting
Item Type: | Thesis (Sarjana / Sarjana Terapan (S1/D4) ) |
---|---|
Contributors Thesis: | 007/S1.GIZI/V/2018 |
Subjects: | R Medicine > Nutrition |
Divisions: | Faculty of Nursing and Health > S1 Nutrition |
Depositing User: | Unnamed user with email magang@undip.ac.id |
URI: | http://repository.unimus.ac.id/id/eprint/1826 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |