PURUDITA, AYU, J2A015044 (2019) HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERSISTENSI GIGI PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN DI SDNMETESEH SEMARANG DAN SD ISLAM AL-AZHAR 14 SEMARANG. Sarjana / Sarjana Terapan (S1/D4) thesis, ["eprint_fieldopt_institution_Universitas Muhammadiyah Semarang" not defined].
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (135kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (175kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II.pdf Download (1MB) | Preview |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (323kB) | Request a copy |
||
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (328kB) | Request a copy |
||
|
Text
BAB V.pdf Download (110kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (161kB) | Preview |
|
|
Text
MANUSCRIPT.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK Pendahuluan:Gigi sulung yang tetap bertahan pada lengkung gigi melebihi waktu normal yang disebut persistensi gigi sulung atau over retained primary tooth. Persistensi gigi sulung dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Salah satunya yaitu defisiensi nutrisi yang dapat dilihat dalam status gizi seorang anak. Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan persistensi gigi sulung pada anak usia 7-10 tahun di SDN Meteseh dan SD Islam Al-Azhar 14 Semarang. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional study. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas 1-4 di SDN Meteseh dan SD Islam Al-Azhar 14 Semarang. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling sehingga didapat subyek penelitian berjumlah 107 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian menggunakan lembar observasi persistensi gigi. Analisis data menggunakan analisis korelasi chi-square. Hasil: Dari 107 subyek penelitian, didapat 71 siswa (66,4%) dari populasi memiliki gigi sulung persistensi dan 36 siswa (50,7%) diantaranya berjenis kelamin perempuan. Kejadian persistensi gigi tertinggi terjadi pada anak usia 10 tahun dengan jumlah 32 siswa dari 71 siswa yang memiliki gigi persistensi (45,0%). Letak gigi persistensi terbanyak terjadi pada rahang bawah dengan jumlah 46 siswa (43%) dari keseluruhan subyek penelitian. Status gizi yang didapat dalam penelitian ini yaitu 68 siswa (63,6%) memiliki status gizi baik. Hasil uji korelasi antara status gizi dengan persistensi gigi pada anak usia 7-10 tahun p = 0,899 (p > 0,05), yang menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan persistensi gigi pada anak usia 7-10 tahun di SDN Meteseh dan SD Islam Al-Azhar 14 Semarang. Kata kunci: Status gizi, Persistensi gigi, Malnutrisi
Item Type: | Thesis (Sarjana / Sarjana Terapan (S1/D4) ) |
---|---|
Call Number: | 027/S1.FKG/I/2020 |
Subjects: | R Medicine > RK Dentistry |
Divisions: | Faculty of Dentistry > S1 Dentistry |
Depositing User: | perpus unimus |
URI: | http://repository.unimus.ac.id/id/eprint/3871 |
Actions (login required)
View Item |