PEMODELAN RISIKO GEMPA BUMI DI PULAU SULAWESI DAN MALUKU MENGGUNAKAN MODEL INHOMOGENEOUS THOMAS CLUSTER PROCESS

Rahman, Budiono (2021) PEMODELAN RISIKO GEMPA BUMI DI PULAU SULAWESI DAN MALUKU MENGGUNAKAN MODEL INHOMOGENEOUS THOMAS CLUSTER PROCESS. Sarjana / Sarjana Terapan (S1/D4) thesis, Universitas Muhammadiyah Semarang.

Preview	Text 1. HALAMAN DEPAN.pdf Download (354kB) | Preview
Preview	Text 2. HALAMAN PERSETUJUAN.pdf Download (387kB) | Preview
Preview	Text 3. HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN.pdf Download (382kB) | Preview
Preview	Text 6. ABSTRAK.pdf Download (448kB) | Preview
Preview	Text 11. BAB I.pdf Download (498kB) | Preview
Preview	Text 12. BAB II.pdf Download (753kB) | Preview
	Text 13. BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (488kB) | Request a copy
	Text 14. BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (719kB) | Request a copy
Preview	Text 15. BAB V.pdf Download (319kB) | Preview
Preview	Text 16. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (320kB) | Preview
	Text 17. LAMPIRAN DATA.pdf Restricted to Repository staff only Download (391kB) | Request a copy
Preview	Text JURNAL SKRIPSI.pdf Download (777kB) | Preview

Abstract

Pulau Sulawesi dan Maluku merupakan wilayah rawan gempa, sebaran sumber gempa mengelempok di bagian utara Sulawesi dan laut Maluku. Gempa bumi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor geologi, yaitu jarak suatu wilayah terhadap zona subduksi, sesar aktif dan gunung berapi. Penelitian ini memodelkan kejadian gempa bumi di Pulau Sulawesi dan Maluku menggunakan model Inhomogeneous Thomas Cluster Process karena proses tejadinya gempa secara umum diawali dengan gempa utama dan diikuti oleh gempa susulan disekitar wilayah tersebut. Hasil eksplorasi data menunjukkan bahwa data kejadian gempa bumi di Pulau Sulawesi dan Maluku tidak homogen. Selain itu, analisis menggunakan K-function juga menunjukkan bahwa persebaran gempa di Pulau Sulawesi dan Maluku membentuk cluster. Pemodelan risiko kejadian gempa bumi di Pulau Sulawesi dan Malaku dengan Inhomogeneous Thomas Cluster Process menunjukkan bahwa faktor jarak gunung berapi, sesar dan zona subduksi secara signifikan mempengaruhi risiko terjadinya gempa di wilayah tersebut, dimana jika jarak suatu lokasi mendekat 100 km ke gunung api, maka risiko terjadinya gempa di sekitar lokasi tersebut meningkat sebesar 1,8 kali. Kemudian, jika jarak suatu lokasi mendekat 100 km ke sesar, maka risiko terjadinya gempa di sekitar lokasi tersebut meningkat sebesar 0,7 kali serta jika jarak suatu lokasi mendekat 100 km ke zona subduksi, maka risiko terjadinya gempa di sekitar lokasi tersebut meningkat sebesar 0,9 kali. Validasi model dengan plot envelope K-Function menunjukkan bahwa model Inhomogeneous Thomas Cluster Process baik digunakan untuk memodelkan data gempa di Pulau Sulawesi dan Maluku pada rentang tahun 2009-2020 dengan magnitude ≥ 4.5. Kata Kunci: Gempa Bumi, Suduksi, Sesar, Gunung Berapi, Spatial Point Process, Inhomogeneous Thomas Cluster Procces.

Actions (login required)

View Item